Skip to main content

mengatasi gejolak seksual

٢۳٥- مّرَّتْ بِي فُلاَنَةُ فَوَقَعَ فَي قَلْبِيْ شَهْوَةُ النِّسَاءِ فَأتَيْتُ بَعْضَ أَزْوَاجِي فَأَصَبْتُهَا فَكَذٰلِكَ فَاْفَعَلُوْا فَإِنَّهُ مِنْ أَمَاثِلِ أَعْمَالِكُمْ إِتْيَانُ الْحَلاَلِ

"Ada seorang wanita yang lewat di depan saya. Lalu di dalam hati saya ada dorongan keinginan terhadap wanita itu. Kemudian saya mendatangi salah seorang istri saya. dan saya salurkan kepadanya. Hendaknya kalian melakukan yang halal."

Hadits ini ditakhrij oieh Imam Ahmad (4/237). Ath-Thabrani di dalam Al-Ausath (1/861/1-2) dan Abubakar Muhammad bin Ahmad Al-Mu'addil di dalam Al-Amali (1/8), dari Azhar bin Sa'id Al-Harazi yang menceritakan: "Saya mendengar Abu Kabsyah Al-Anmari bercerita:

"Suatu ketika Rasulullah r duduk bersama para sahabat, lalu beliau masuk dan keluar dalam keadaan sehabis mandi. Kami pun bertanya: Wahai Rasul, adakah sesuatu? Beliau menjawab: "Tentu, ada seorang wanita melewatiku, ..."

Saya berpendapat: Sanad ini hasan Insya Allah. Perawi-perawinya tsiqah dan dipakai oleh Imam Muslim. Kecuali Al-Harazi. la disebut pula dengan Abdullah bin Sa'id Al-Harazi. Al-Hafizh di dalam At-Tahdzih me ngatakan: "Mereka tidak mengkritiknya kecuali jika menyangkut fanatisme madzhabnya."

Sementara Al-Ijli dan Ibnu Hibban menilainya tsiqah. Sedang di dalam At-Taqrib ia berkata: "Ia shaduq."

Hadits itu disebutkan oleh Al-Haitsmi di dalam Majma'uz-Zawa'id (6/292). dan berkata: "Hadits itu diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Ath-Thabrani sedang perawi-perawi Imam Ahmad adalah tsiqah."

Saya berpendapat: Hadits itu memiliki syahid yang diriwayatkan oleh Abu Zubair dari Jabir. bahwa Rasulullah r melihat seorang wanita. lalu mengaguminya. Kemudian beliau mendatangi Zainab yang sedang membuat adonan rati, lalu beliau melaksanakan hajatnya. Beliau bersabda:

"Sesungguhmya seorang wanita menghadap dengan bentuk syaitan dan mundur dengan bentuk syaitan pula. Jika ada di antara kalian melihat seorang wanita, lalu merasa bergairah. maka datangilah istrinya (salurkan kepadanya). Sebab hal itu dapat menolak penyakit yang ada dalam hatinya. "

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim (6/129-130). Abu Dawud (2151). Al-Baihaqi (7/90) dan Imam Ahmad (3/330. 341. 348. 395). Matan ini milik Imam Ahmad dari beberapa jalur yang berasal dari Abu Zubair.

Saya berpendapat: Abu Zubair seorang mudallis (menyembunyikan cacat hadits) dan meriwayatkannya dengan an'anah. Tetapi haditsnya bisa dipakai sebagai syahid. Apalagi ia telah menjelaskan tahdits (periwayatan) riwayat Ibnu Luhai'ah. Sedangkan imam Muslim menggunakannya sebagai hujjah.

Hadits ini memiliki syahid lain yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud. Abdullah bin Mas'ud mengisahkan: "Rasulullah r melihat seorang wanita dan mengaguminya. Lalu beliau mendatangi Saudah yang sedang memakai wewangian. Di sekelilingnya banyak wanita lain. Mereka pun segera menyingkir hingga beliau melaksanakan hajatnya. Kemudian beliau bersabda:

"Siapapun yang melihat wanita dan mengaguminya, maka beranjaklah mendatangi istrinya. Sebab istrinya memiliki apa yang dimiliki oleh wanita itu,"

Hadits ini ditakhrij oieh Ad-Darimi (2/146) dan As-Saari bin Yahya di dalam Hadits As-Sauri (1/205) dari Abu Ishaq dari Ibnu Mas'ud.

****

Comments

  1. berguna sekali tulisanmu bro..lanjut terus.penyejuk hati.

    ReplyDelete
  2. Subhannalloh....semoga saya dpt menahan smpe ijab qobul terlaksana,,,,,amin....

    ReplyDelete
  3. manfaat banget ni, banyak puasa dan banyak aktifitas kelihatannya bagus juga ni

    ReplyDelete

Post a Comment

silahkan masukan unek"nya disini yach....

Popular posts from this blog

Motivasi Kerja Dalam Islam

Published by Rahmat ST on July 28th, 2010 08:20 AM | Inspirasi, Motivasi Karyawan, Motivasi Kerja, Wawasan Islam Motivasi Kerja Dalam Islam Reviewed by Rahmat ST on July 28 Description: Motivasi Kerja Sejati Untuk mengetahui motivasi kerja dalam Islam , kita perlu memahami terlebih dahulu fungsi dan kedudukan bekerja. Mencari nafkah dalam Islam adalah sebuah kewajiban. Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan kebutuhan manusia, diantaranya kebutuhan fisik. Dan, salah satu cara ... Motivasi Kerja Sejati Untuk mengetahui motivasi kerja dalam Islam, kita perlu memahami terlebih dahulu fungsi dan kedudukan bekerja. Mencari nafkah dalam Islam adalah sebuah kewajiban. Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan kebutuhan manusia, diantaranya kebutuhan fisik. Dan, salah satu cara memenuhi kebutuhan fisik itu ialah dengan bekerja. Motivasi kerja dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah yang merupakan bagian dari ibadah. Motivasi kerja dalam Islam bukanlah untuk mengejar hidup

MENINGGALKAN YANG HARAM MAKA KELUARLAH AROMA MINYAK KESTURI DARI BADANNYA

Ada seorang pemuda yang perkerjaannya menjual kain. Setiap hari dia memikul kain-kain dagangannya dan berkeliling dari rumah ke rumah. Kain dagangan pemuda ini dikenal dengan nama "Faraqna" oleh orang-orang. Walaupun pekerjaannya sebagai pedagang, tetapi pemuda ini sa-ngat tampan dan bertubuh tegap, setiap orang yang melihat pasti menyenanginya. Pada suatu hari, saat dia berkeliling melewati jalan-jalan besar, gang-gang kecil dan rumah-rumah penduduk sambil berteriak menawarkan dagangannya: "faraqna-faraqna", tiba-tiba ada seorang wanita yang melihatnya. Si wanita itu memanggil dan dia pun menghampirinya. Dia dipersila-kan masuk ke dalam rumah. Di sini si wanita terpesona melihat ketampanannya dan tumbuhlah rasa cinta yang begitu besar dalam hatinya. Lalu si wanita ini berkata: "Aku memanggilmu tidak untuk membeli daganganmu., tetapi aku memanggilmu karena kecintaanku kepadamu. Dan di rumah ini sekarang sedang kosong." Selanjutnya, si wanita ini membujuk d

untuk wanita

Jadikanlah ghadhul bashar (menundukkan pandangan) sebagai hiasan kedua matamu, niscaya akan semakin bening dan jernih. Oleskan lipstick kejujuran pada bibirmu, niscaya semakin manis. Gunakan pemerah pipimu dengan kosmetika yang terbuat dari rasa malu. Pakailah sabun istighfar untuk menghilangkan semua dosa dan kesalahan yang kita lakukan. Rawatlah rambutmu dengan jilbab islami yang akan menghilangkan ketombe pandangan laki-laki asing yang membahayakan. Pakailah giwang kesopanan pada kedua belah telingamu. Hiaslah kedua tanganmu dengan gelang tawadhu dan jari-jarimu dengan cincin persahabatan. Sebaik-baik kalung yang kamu pakai adalah kalung kesucian Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyyah, Ghadhul Bashar (menundukkan pandangan) dari hal-hal yang diharamkan memberikan tiga manfaat besar. 1. Merasakan manis dan lezatnya iman. 2. Hati bercahaya dan firasat tajam. 3. Hati semakin kuat, teguh, dan berani.